cover
Contact Name
Dr. Wilda Hafni Lubis, drg., M.Si
Contact Email
wilda.hafny@usu.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
dentika_journal@usu.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
Dentika Dental Journal
ISSN : 1693671X     EISSN : 2615854X     DOI : -
Core Subject : Health,
d e n t i k a DENTAL JOURNAL is one of the journals managed by TALENTA Universitas Sumatera Utara which first published in 2015. This is an online scientific journal that publishes articles and scientific work from Researches, Case Reports and Literature Reviews in Dentistry and Dental Science. The scopes are varied from Dental Surgery, Dental Forensics, Oral Biology, Oral Medicine, Dental Public Health and Preventive Dentistry, Paediatric Dentistry, Dental Materials and Technology, Conservative Dentistry, Orthodontics, Periodontics, Prosthodontics, to Dental Radiology.
Arjuna Subject : -
Articles 19 Documents
Search results for , issue "Vol. 18 No. 3 (2015): Dentika Dental Journal" : 19 Documents clear
TINGKAT KECEMASAN MASYARAKAT SAAT PENCABUTAN GIGI BERDASARKAN USIA, JENIS KELAMIN DAN ASAL DAERAH DENGAN SURVEI ONLINE: DENTAL ANXIETY AMONG PEOPLE DURING TOOTH EXTRACTION BY AGE, GENDER AND AREA OF ORIGIN WITH ONLINE SURVEY Hendry Rusdy; Beverly
Dentika: Dental Journal Vol. 18 No. 3 (2015): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (786.26 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v18i3.1665

Abstract

Anxiety is a subjective response in a harmless situation or an emotional problem which is caused by human themselves. Anxiety is a major contributor to the reluctance of people to get dental treatment. Dental anxiety was assessed by using Modified Dental Anxiety Scale (MDAS) that was remodified to match during tooth extraction and is widely spread in the internet. A total of 1298 responses were collected two months later. 11-20 years old age group is reported to be moderately anxious with a percentage of 43.51%, while 21-40 years old group and 41-65 years old group were found to be not anxious or slightly anxious with a percentage of 47.04% and 62.65% respectively. A total of 45.42% female were found to be moderately anxious while 52.75% of male were not anxious or slightly anxious. 52.63% of people from Indonesia East Time Zone were reported to be moderately anxious, meanwhile people from Indonesia West Time Zone and Indonesia Central Time Zone were not anxious or slightly anxious with a percentage of 46.05 and 52.41% respectively. The prevalence of dental phobia among people was 4.63%. In conclusion, dental anxiety were found higher in younger ages group, female and people from Indonesia East Time Zone. Kecemasan adalah respons subjektif seseorang bukan pada keadaan berbahaya atau masalah emosional yang penyebabnya adalah diri sendiri. Kecemasan adalah salah satu faktor besar dalam diri manusia yang mempengaruhi seseorang enggan mendapatkan pelayanan kesehatan gigi. Kecemasan dental diperoleh dengan menggunakan Modified Dental Anxiety Scale yangdimodifikasi sesuai dengan keadaan pencabutan gigi dan disebarkan melalui internet. Sejumlah 1298 responden diperoleh dua bulan kemudian. Kelompok usia 11-20 tahun dilaporkan cemas sedang dengan persentase 43,51%, sedangkan kelompok usia 21-40 tahun dan 41-65 tahun dilaporkan tidak cemas atau cemas ringan dengan persentasemasing-masing 47,04% dan 62,65%. Sejumlah 45,42% wanita dilaporkan cemas sedang sedangkan 52,75% laki-laki tidak cemas atau cemas ringan. Sejumlah 52,63% warga negara Indonesia bagian timur dilaporkan cemas sedang, sedangkan warga negara Indonesia bagian barat dan tengah dilaporkan tidak cemas atau sedikit cemas dengan persentase 46,05dan 52,41% masing-masing. Prevalensi fobia atau cemas parah pada masyarakat adalah 4,63%. Sebagai kesimpulan, kecemasan dental ditemukan lebih tinggi pada kelompok usia yang lebih muda, perempuan dan warga negara Indonesia bagian timur.
EFEK KLINIS SETELAH SKELING DAN PENGHALUSAN AKAR KASUS PERIODONTITIS KRONIS POKET 4-6 MM: CLINICAL EFFECT AFTER SCALING AND ROOT PLANING IN CHRONIC PERIODONTITIS WITH 4-6 MM DEEP POCKET Mora Octavia; Yuniarti Soeroso; Yulianti Kemal
Dentika: Dental Journal Vol. 18 No. 3 (2015): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (516.215 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v18i3.1951

Abstract

Terapi periodontitis kronis poket 4-6 mm biasanya dilakukan kuretase atau operasi flep. Skeling dan penghalusan akar(SPA) dapat mengubah kondisi klinis. Tujuan penelitian untuk mengetahui efek kllinis setelah SPA pada periodontitiskronis poket 4-6 mm. Empat puluh tiga penderita periodontitis kronis dilakukan SPA pada kunjungan awal, hari ketujuh,hari ke-14, hari ke-21, bulan kedua, bulan ketiga, dan bulan keenam. Pada kunjungan awal, bulan kedua, ketiga, dankeenam, sebelum dan setelah SPA dilakukan pemeriksaan kedalaman poket dan Indeks perdarahan gingiva (PBI). Hasilpenelitian menunjukkan terdapat penurunan kedalaman poket dan indeks perdarahan gingival ( p < 0,05) antara sebelumdan sesudah SPA. Sebagai kesimpulan, SPA dapat meningkatkan kondisi klinis pada terapi periodontitis kronis poket 4-6mm.
EFEK KOMBINASI SPIRULINA KITOSAN UNTUK PRESERVASI SOKET TERHADAP OSTEOBLAS, OSTEOKLAS DAN KEPADATAN KOLAGEN: EFFECT SPIRULINA CHITOSAN COMBINATION AS A SOCKET PRESERVATION TOOSTEBLAST, OSTEOCLAST, AND COLLAGEN DENSITY Sherman Salim; Mefina Kuntjoro
Dentika: Dental Journal Vol. 18 No. 3 (2015): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (801.793 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v18i3.1955

Abstract

Soket preservasi merupakan tindakan penting dilakukan sehubungan dengan perawatan di bidang prostodonsia yangmemerlukan bentukan tulang yang prominen sebagai retensi dan stabilitas untuk pemakaian gigi tiruan. Bahan yang dapatmencegah inflamasi berlebihan dan meningkatkan remodeling tulang perlu diaplikasikan pada soket pasca pencabutan.Biomaterial spirulina memiliki sifat antiinflamasi dan antioksidan serta kitosan yang memiliki sifat mucoadhesive akandikombinasikan karena memiliki efek sinergis apabila digabungkan. Tujuan penelitian ini adalah untukmendapatkanbiomaterial yang memberikan efek untuk preservasi soket. Sebanyak 28 ekor Cavia cobaya (marmot) dibagi menjadi 4kelompok perlakuan. Setelah dilakukan pencabutan, pada soket kelompok kontrol diinduksi gel CMC Na 3%, kelompokI diinduksi gel spirulina 12%, kelompok II diinduksi gel kitosan 20%, kelompok III diinudksi gel kombinasi spirulina12% kitosan 20%. Pada hari ke 14, hewan coba dieksekusi dan diambil mandibulanya. Kemudian dilakukan pemeriksaanhistopatologi jumlah osteoblas, osteoklas dan kolagen pada daerah 1/3 soket. Data hasil pemeriksaan dianalisismenggunakan Kruskal Wallis test. Pada pemeriksaan hari ke 14 terdapat perbedaan signifikan antara kelompok kontroldan kelompok perlakuan. Jumlah osteoblas dan kolagen paling tinggi pada kelompok III dan jumlah osteoklas palingrendah pada kelompok III. Sebagai kesimpulan, kombinasi spirulina 12% dan kitosan 20% meningkatkan jumlahosteoblas dan kolagen dan menurunkan jumlah osteoklas pada hari ke 14.
PERBEDAAN NILAI SKELETAL DALAM ARAH VERTIKAL ANTARA POLA PERNAFASAN NORMAL DAN PERNAFASAN MELALUI MULUT PADA PASIEN DI KLINIK ORTODONTI RSGMP FKG USU TAHUN 2009-2013: THE DIFFERENCES OF SKELETAL VERTICAL MEASUREMENTS BETWEEN NORMAL RESPIRATORY AND MOUTH Hilda Fitria Luis; Aida Violiny
Dentika: Dental Journal Vol. 18 No. 3 (2015): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32734/dentika.v18i3.1956

Abstract

Pola pernafasan mealui mulut sering dikaitkan dengan pertumbuhan dan perkembangan dentokraniofasial. Perubahan pola pernafasan melalui hidung ke mulut telah dipercaya sebagai salah satur faktor etiologi yang menyebabkan pertumbuhan vertikal wajah yang ekstrim. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan nilai skeletal dalam arah vertikal antara pola pernafasan normal dan pernafasan melalui mulut pada pasien di klinik ortodonti RSGMP FKG USU tahun 2009-2013. Penelitian ini terdiri dari 44 radiografi sefalometri dari pasien yang berumur 8-12 tahun dengan maloklusi. Selanjutnya, sudut MP-SN dan NSGn pada masing-masing kelompok diukur dan data diolah dan dianalisa menggunakan uji-t independen. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa kelompok dengan pola pernafasan melalui mulut memiliki sudut MP-SN (p<0,05) dan NSGn (p<0,05) yang lebih tinggi dan berbeda secara signifikan dibandingkan dengan kelopmpok dengan pola pernafasan normal. Sebagai kesimpulan, kelompok dengan pola pernafasan melalui mulut memiliki kecenderungan untuk memiliki mandibula yang berotasi searah jarum jam dan memiliki pola pertumbuhan wajah vertikal.
HUBUNGAN PENGGUNAAN OBAT BRONKODILATOR DENGAN TERJADINYA XEROSTOMIA PADA PASIEN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK DI RSU Dr. PIRNGADI MEDAN: RELATIONSHIP BETWEEN THE USAGE OF BRONCHODILATOR TOWARD XEROSTOMIA IN CHRONIC OBSTRUCTIVE PULMONARY DISEASE PATIENT AT Dr. PIRNGADI MEDAN HOSPITAL Sayuti Hasibuan; Jennifer
Dentika: Dental Journal Vol. 18 No. 3 (2015): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (459.836 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v18i3.1959

Abstract

Xerostomia merupakan sensasi subjektif mulut kering yang dapat menyebabkan berbagai masalah di rongga mulut danmempengaruhi kualitas hidup seseorang. Xerostomia sering terjadi sebagai efek samping penggunaan obat dan salah satuobat yang dapat menyebabkan xerostomia adalah obat bronkodilator yang digunakan pasien penyakit paru obstruktifkronik (PPOK). Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan penggunaan obat bronkodilator terhadap terjadinyaxerostomia pada pasien penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) berdasarkan jenis dan lama pemberian obat. Jenispenelitian ini adalah survei analitik dengan pendekatan cross sectional melibatkan 97 subjek (75 orang laki-laki dan 22orang perempuan) yang merupakan pasien PPOK di RSU Dr. Pirngadi Medan. Penelitian ini dilakukan denganmewawancarai subjek menggunakan alat bantu kuesioner. Data diproses secara komputerisasi dan analisis menggunakanuji Chi square. Hasil penelitian menunjukkan pasien PPOK yang mengalami xerostomia sebanyak 63 orang (64,95%).Persentase xerostomia paling tinggi terdapat pada pengguna kombinasi obat (agonis beta 2 dan antikolinergik) danberdasarkan lama pemberian obat paling tinggi terdapat pada pengguna obat selama 1-5 tahun. Sebagai kesimpulan,ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara jenis obat dan lama pemberian obat bronkodilator yang digunakanpasien PPOK terhadap terjadinya xerostomia. Penggunaan kombinasi obat dan dengan durasi yang semakin lama akansemakin meningkatkan resiko terjadinya xerostomia.
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KASUS GIGI BERJEJAL PADA MURID SMP KECAMATAN MEDAN BARU: RELATIONSHIP BETWEEN NUTRITIONAL STATUS AND DENTAL CROWDING OF JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENTS IN MEDAN BARU Erliera; Rika Mayasari Alamsyah; Novita Zein Harahap
Dentika: Dental Journal Vol. 18 No. 3 (2015): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (455.72 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v18i3.1960

Abstract

Gigi berjejal (dental crowding) merupakan kasus ortodonti yang paling sering terjadi bahkan hampir 2/3 dari populasimanusia mengalami kondisi ini. Terjadinya kasus gigi berjejal dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalahfaktor gizi, yang dapat diukur melalui skala status gizi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara statusgizi dengan kasus gigi berjejal pada siswa SMP di Kecamatan Medan Baru. Jenis penelitian ini adalah cross sectional.Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik multistagerandom sampling. Sampel penelitian ini berjumlah180 orang dan berasal dari 4 sekolah yang berada di Kecamatan Medan Baru (SMP Negeri 10 Medan, SMP Swasta AlBukhari Muslim, SMP Swasta Nasrani 1, dan SMP Swasta Nurul Hasanah) yang berusia 12-15 tahun. Status gizidiklasifikasikan berdasarkan indeks BMI for age CDC 2000 dan penentuan gigi berjejal diklasifikasikan berdasarkanderajat keparahan yang dikemukakan Proffit. Hubungan status gizi dengan kasus gigi berjejal dianalisis menggunakan chisquare test. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar sampel memiliki status gizi dengan kategori normal yaknisejumlah 131 orang (72,78%) dan terdapat prevalensi yang tidak signifikan antara responden yang memiliki gigi berjejaldan tidak berjejal ,yakni gigi berjejal berjumlah 89 orang (49,44%) dan gigi tidak berjejal sebanyak 91 orang (50,56%).Tidak terdapat hubungan antara status gizi dengan kasus gigi berjejal pada siswa SMP Kecamatan Medan Baru dengannilai p=0,750. Sebagai kesimpulan, tidak terdapat hubungan antara status gizi dengan kasus gigi berjejal pada sampelsiswa SMP di Kecamatan Medan Baru.
HUBUNGAN KARIES GIGI IBU DAN BALITANYA DI TIGA KECAMATAN KABUPATEN JEMBER: RELATION OF MOTHER’S CARIES WITH THEIR BABY IN THREE SUBDISTRICT OF JEMBER DISTRICT Ristya Widi Endah Yani
Dentika: Dental Journal Vol. 18 No. 3 (2015): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (436.003 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v18i3.1961

Abstract

Kesehatan dan pengetahuan kesehatan ibu memiliki efek yang besar terhadap kesehatan balita dan keluarganya, begitujuga dengan kesehatan rongga mulut balita sangat dipengaruhi oleh ibunya. Faktor-faktor yang merupakan faktor risikoterjadinya karies balita adalah karies, oral hygiene, pengetahuan dan sikap ibu terhadap perawatan gigi serta gaya hidupibu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan karies ibu dengan karies balitanya. Metode penelitianadalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional pada ibu dan balitanya di 3 kecamatan KabupatenJember. Pengambilan sampel 84 ibu dan 84 balitanya usia 4-5 tahun dilakukan secara purposif. Variabel yang ditelitiadalah karies gigi ibu (DMF-T indeks) dan balita (def-t indeks). Untuk melihat hubungan karies gigi ibu dan balitanya ditiga kecamatan Kabupaten Jember dilakukan uji korelasi Spearman. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata karies gigiibu 3,82 ± 1,59 dan karies gigi balita 4,07 ± 2,07. Terdapat hubungan karies gigi ibu dan balitanya di tiga kecamatanKabupaten Jember (p≤α0,05) dengan koefisien karelasi sebesar +0,6. Sebagai kesimpulan, terdapat hubungan karies gigiibu dengan balitanya, semakin tinggi karies ibu semakin tinggi pula karies balitanya.
MICROLEAKAGE OF SAUCER-SHAPED CLASS II COMPOSITE RESIN RESTORATION: KEBOCORAN MIKRO PADA RESTORASI KLAS II RESIN KOMPOSIT BERBENTUK SAUCER Teddy; Trimurni Abidin; Listiani Nurul Huda
Dentika: Dental Journal Vol. 18 No. 3 (2015): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (882.523 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v18i3.1962

Abstract

Filling techniques influence in reducing polymerization shrinkage which cause microleakage. Besides, the use of matricesalso contributes to achieve good marginal ridge. This study was aimed to examine the effect of filling techniques and theuse of matrices on microleakage of saucer-shaped Class II restorations. Mandibular premolar specimens were prepared insaucer-shaped cavity design, then they were divided into eight groups according to filling techniques (bulk orincremental), the use of matrices (circumferential or sectional), and whether load was provided or not. Specimens wereimmersed in saline for 24 hours, then thermocycled, later immersed in 2% methylene blue for 24 hours. Micro gap wasmeasured by scoring dye penetration in specimens that were sectioned mesio-distally under a stereomicroscope with 20xmagnification. Furthermore, visual analysis was performed under Scanning Electron Microscope to examine themicroleakage in details. Statistical analysis with Kruskal-Wallis test and Mann-Whitney test demonstrated that bulk andincremental filling techniques were not significantly different in microleakage (p> 0.05). This study also demonstratedthat the use of matrices was significantly different in microleakage in different filling techniques (p< 0.05), whether loadwas provided or not. This study showed that the use of matrices was important in reducing the microleakage in saucershapedClass II restorations.
DISTRIBUSI MALOKLUSI BERDASARKAN KLASIFIKASI ANGLE PADA PASIEN DI DEPARTEMEN ORTODONSIA RSGMP FKG USU TAHUN 2009-2013: DISTRIBUTION OF MALOCCLUSION BASED ON ANGLE CLASSIFICATION IN PATIENT ATTENDING THE ORTHODONTICS DEPARTMENT RSGMP FKG USU IN 2009-2013 Mimi Marina Lubis; Andira Retno Utami
Dentika: Dental Journal Vol. 18 No. 3 (2015): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (465.265 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v18i3.1963

Abstract

Maloklusi merupakan masalah kesehatan mulut dengan prevalensi tertinggi ketiga setelah karies dan penyakitperiodontal. Distribusi maloklusi menunjukkan hasil yang berbeda-beda dengan prevalensi cukup tinggi pada setiappopulasi di dunia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui distribusi maloklusi berdasarkan klasifikasi Angle danmelihat apakah terdapat perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptifmenggunakan 385 rekam medik dan model studi pasien di Departemen Ortodonsia RSGMP FKG USU tahun 2009-2013. Pemilihan sampel dilakukan menggunakan metode purposive sampling berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi.Hasil penelitian menunjukkan 41,55 % sampel memiliki hubungan molar Klas I Angle, 26,75 % Klas II subdivisi, 18,44% Klas II divisi 1, 5,71 % Klas III subdivisi, 4,67 % Klas II divisi 2 dan 2,85 % Klas III. Bentuk maloklusi yang palingumum adalah crowding rahang bawah 49,61 %, crossbite anterior 30,90 % dan spacing rahang atas 21,55 %. Sebanyak40,25 % sampel memiliki overjet normal, 19,48 % overjet berlebih, 69,61 % overbite normal, 14,02 % deep bite, 9,35 %edge to edge dan 7,79 % open bite. Deep bite menunjukkan adanya perbedaan distribusi berdasarkan jenis kelamin.
PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN GAMBIR (UNCARIA GAMBIR) DIBANDINGKAN DENGAN CHLORHEXIDINE GLUCONATE 0,2% TOPIKAL TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA MUKOSA PALATUM TIKUS GALUR WISTAR: EFFECT OF ETHANOL GAMBIR LEAVES (UNCARIA GAMBIR) COMPARED WITH CHLORHEXIDINE GLUCONATE 0,2% TOPICAL FOR WOUND HEALING ON PALATE MUCOSAL GALUR WISTAR RAT Dita Septiani; Euis Reni Yuslianti; Saskia Lenggogeni Nasroen
Dentika: Dental Journal Vol. 18 No. 3 (2015): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (626.945 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v18i3.1973

Abstract

Gambir (Uncaria gambir) digunakan masyarakat secara empiris dalam membantu penyembuhan luka karena memilikikemampuan antibakteri, antiinflamasi dan antioksidan. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh ekstrak etanol daungambir topikal terhadap penyembuhan luka mukosa palatum tikus galur wistar dibandingkan chlorhexidine gluconate0,2% ditinjau dari luas permukaan luka dan lama penyembuhan luka serta mengetahui dosis efektif ekstrak etanol daungambir secara topikal untuk penyembuhan luka optimal. Metode penelitian menggunakan rancangan penelitianeksperimental murni laboratoris bersifat analitik. Tikus dibagi acak menjadi tujuh kelompok yaitu kelompok kontrolnegatif, kelompok chlorexidine gluconate 0,2%, kelompok ekstrak etanol daun gambir dosis 1,75 mg, 3,5 mg, 7 mg, 14mg dan 28 mg. Luka diamati hari ke-0, 3, 7 dan 14. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol daun gambirberpengaruh terhadap penyembuhan luka berhubungan dengan kandungan daun gambir yaitu katekin, asamcathechutannat, quersetin, tanin, alkaloid, saponin dan gambiriin berperan sebagai antibakteri, antiinflamasi danantioksidan. Hasil tes statistik luas permukaan luka dengan uji Kruskal-Wallis menunjukkan nilai p=0,00 dan hasil tesstatistik efektivitas dosis dengan uji Friedman menunjukkan nilai p=0,00. Sebagai kesimpulan, ekstrak etanol daungambir dapat lebih cepat memperkecil luas dan lama penyembuhan luka dibandingkan chlorhexidine gluconate 0,2%serta didapatkan dosis efektif yaitu 28 mg.

Page 1 of 2 | Total Record : 19